Yudho dan Nezar


Aku Yudho, mahasiswa hukum Universitas Negeri Malang. Semenjak dua tahun yang lalu, saat diterima kuliah di Universitas Negeri Malang, aku tinggal di Sukun, Malang. Aku tinggal di rumah orang tua angkatku.

Sebenarnya aku berasal dari Jember, dari keluarga sederhana di salah satu desa. 
Aku memang anak angkat dari keluarga Bapak Andi Herlambang dan Ibu Herlinawati yang merupakan pengusaha garment sukses di Sukun, Malang ini. 

Mereka dikaruniai 2 anak laki-laki, Nezar dan Alex. Kami bertiga sangat disayang dan dimanja oleh orang tua angkat kami. Kehidupan kami lebih dari berkecukupan, karena segala kebutuhan kami selalu dipenuhi. Tetapi ayah angkatku sangat memanja anak kandungnya yang pertama Nezar, adik angkatku yang paling besar. Karena begitu dimanjanya sehingga tingkah dia yang kadang over dan suka memaksa pun tidak dilarang oleh mereka. Bahkan Nezar juga tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP. 

Nezar sebenarnya lumayan cerdas, namun karena malas belajar, dia tidak pernah bisa masuk peringkat 3 besar. Akan tetapi, dia cukup aktif bergaul, karena dia mengikuti kegiatan modelling di salah satu agency ternama di kota ini.
Dari pengamatanku, Nezar seringkali membawa pulang beberapa teman cowoknya ke rumah ini. Terkadang ada satu dua orang temen yang usianya lebih dewasa dari dia menginap di rumah dan pulang pagi-pagi saat ayah dan ibu angkatku sedang ke luar kota.

Suatu sore, sepulang aku dari kuliah. Aku langsung makan di dapur. Rumah nampak sepi. Karena baru saja minum Pulpy Orange satu botol, kantung kemihku serasa penuh dan kebelet pipis. Segara aku menuju ke kamar mandi.

"Hey..! Siapa di dalam..? Buka dong..! Udah nggak tahan..!" aku berteriak sambil menggedor-gedor pintu. 
"Akuu..! Tunggu sebentar..!" ternyata adik angkatku Nezar yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam. 
"Nggak bisa nunggu..! Cepetan..!" kataku memaksa. 
Gila, aku benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis. 

"Kreekk..!" terbuka sedikit pintu kamar mandi, kepala adik angkatku muncul dari celahnya. 
"Ada apa sih..?" katanya. 
Tanpa menjawab pertanyaannya, aku langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung aku membuka resleting celanaku dan membuka celana dalamku. 
"Serrrr..." langsung keluar air seni dari penisku begitu kukeluarkan dari celana dalamku.
Kulihat adik angkatku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat. 

"Wooiiyyy..! Sopan dikit napa..?" teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku. 
"Sebentarrr..! Udah nggak kuat nih," kataku. 
Sebenarnya aku tidak mau menurunkan pandangan mataku ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga. Kelihatan deh penis dia. 
"Hihihihi..! Penisnya keriput melemas..." gumanku dalam hati. 
Aku takut tertangkap basah melihat penisnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mataku melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mataku lagi. Sialan..! Dia lihat juga penisku yang sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di prostatku biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya. 

"Sialan nih adik angkatku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..!" aku bersungut dalam hati. 
"Oooo..! Punya Kakak kok ada bulunya dan bentuknya bagus gitu..?" katanya sambil tetap melihat ke penisku. 
"Punya kamu kan belum disunat, masih kecil!!!" langsung saja aku berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya. 
"Bletak..!" kepala adik angkatku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai celana dan CD-ku. 

"Ya... basah deh celana kakak..." kataku melihat ke celana dan CD-ku
"Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..!" katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.  
“Kontol yang udah disunat emang bisa tambah gede gitu ya,’tanya adik angkatku polos.
Aku tidak menjawab, cuma tersenyum saja.
"Mandi lagi ahh..!" lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya. 
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya. 
"Waduh.., sialan nih adik..!" sungutku dalam hati. 
Waktu itu aku bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi aku jijik pake celana yang basah karena air kencing. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dan sekalian telanjang, lalu pinjam handuk adik angkatku dulu untuk keluar kamar. 

Aku lalu membuka celana jeans ku dan celana dalamku. Kelihatan lagi deh penisku yang bulu bulunya lebat itu. Aku menoleh,apakah adik angkatku memperhatikanku atau asyik mandi. Eh sialan, dia memang memperhatikan aku yang tanpa celana. 

"Kak..! Penis orang dewasa emang banyak bulu dan gede gitu ya? Hehehe..!" katanya sambil nyengir. 
"Iya..!" jawabku sekenanya. "Kalo punya kamu kan belum sunat, masih ada  kulupnya..!" kataku sambil menepuk bahu adik angkatku. 
Eh tiba-tiba dia berkelit, "Eitt..!" katanya. 
Karena aku tidak stabil, akhirnya aku terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya. 
"Iiihhh.., rasanya geli banget..!" cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, "Huh..! Elo sih..!" 

"Kak, apa penis orang dewasa juga bisa keras dan tegak seperti ini,” katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya. 
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan. 
"Ya.. iyahlah. Tapi ga kecil gitu..?" kataku mengejek dia. 
Padahal aku kaget juga, untuk ukuran anak sekecil dia, penisnya tergolong besar. Karena ingin tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng aku tanya, "Gedein lagi bisa nggak..?" kataku sambil mencibir. 
"Bisa..! Tapi punya kakak juga digedein juga ya..!" katanya lagi. 

Karena penasaran ingin melihat penis adik angkatku yang kecil ini, kalau lagi tegang penuh, kucoba mengganggu.
Kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin besar, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. Asyiik banget melihatnya. Geli aja melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Lucu juga waktu itu. Aku benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul. Seperti penyanyi utama yang baru muncul di atas panggung setelah ditunggu oleh fans-nya. Penis berkulupnya menegang penuh.

Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adik angkatku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Tiba tiba tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Dia mau memegang penisku, tentu saja aku tepis tangan itu. 

"Apaan sih Lo..!" kubuang tangannya ke kanan. 
"Kak.. Pengen pegang aja Kak... Nggak akan diapa-apain... Aku pengen tahu kalo punya kakak menegang tuh kayak apa. Cuma itu aja Kak.." kata adik angkatku, kembali tangannya mendekati selangkanganku. 
Waduuhh.. sebenarnya aku mau jaga image di depan adik angkatku ini. Malu saja kalau dia melihat penisku menegang. 

Tangan adik angkatku lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali... Aku lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. 
Uuppss... Hangatnya tangan adik angkatku sudah terasa melingkupi pangkal penisku. Geli sekali rasanya saat batang penisku yang masih lemas itu tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat aku rasakan. Aku mulai terangsang akibat ulahnya, sehingga tanpa dapat ditahan, penisku pun mulai berdiri dan menegang. 
"Hihihi.. Mulai membesar ya..?" adik angkatku bergumam.
“Aku kocokin ya”tambah dia.

"Terserah Kamu aja deh..!" aku mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih... 
Tangan adik angkatku lalu makin menggenggam penisku dan mulai mengocoki batang penisku.
Ouughh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari bibirku. Rasanya nikmat sekali. Otot penisku mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik dan dimaju mundurkan di batang penisku. 
"Ouughh..!" akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di penisku. 
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, aku bertumpu pada bahu adik angkatku. 

"Enak ya Kak..?" 
"Heeh..," jawabku sambil memejamkan mata. 
Tangan adik angkatku lalu mulai maju dan mundur, kadang gland-penisku tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan. 
"Kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!" rajuknya.
"Kamu mau diapain..?" jawabku lalu membuka mata dan melihat ke arahnya. 
"Ya pegang-pegangin juga..!" katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah penisnya. 
Kupikir egois juga jika aku tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tanganku. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah aku bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya. 

Kulihat tubuh adik angkatku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu. 
Tiba-tiba dia berkata, "Kak..! Titit Adek sama titi Kakak digesekin aja yah..!" 
"Heeh" aku langsung mengiyakan karena aku sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh. 
Lalu dia melepas tangannya dari penisku, memajukan badannya dan menempelkannya penisnya ke penisku. Lalu aku mengarahkan agar penis itu terjepit diantara selangkanganku saja.
Terasa hangatnya batang penisnya di sela sela selangkanganku. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya di antara sela sela pahaku. 

"Ouughhh..!" aku kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan. 
Aku terlonjak ketika dia memegang penisku dan kini diarahkan ke selangkangannya. Penisku terjepit di sela sela selangkangannya. Lalu dia merapatkan selangkangannya itu hingga penisku semakin tergesek kulit pahanya yang halus itu. Aku jadi semakin terangsang, ketika dia menggerak gerakkan pahanya dengan tetap menjepit penisku. Bahkan ujung penisku juga sesekali kurasakan menyentuhi lubang anusnya, ketika dia sedikit mengangkang
Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya aku hanya bisa menggigit bibirku untuk menahan rasa nikmat itu. Karena merasa terangsang berat, tidak lama kemudian aku mengalami fase nafsu birahi yang memuncak. Pangkal penisku rasanya seperti berkedut kedut dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi. 
"Ouuggggkkk..!" aku tidak kuat untuk tidak berteriak. 
Kulihat adik angkatku masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok dan terjungkal. 
"Ouughhh..!" katanya. 
Pantatnya ditekannya lama sekali ke depan, hingga kini penisku menelusup menerobos di sela sela pahanya dan tepat di depan lubang anusnya. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan sensasi luar biasa ketika penis berkulup itu menggeseki perutku. 
Lalu dia mendongakkan badannya, dan mengambil posisi duduk di perutku.
Tangannya mulai meracapi penisnya yang berkulup itu, maju mundur.
Dia mengonani penisnya sendiri.
Sementara tangan dia berusaha mengeggam penisku dan kini mengarahkan ke dudukannya. Lalu pelan pelan dia menurunkan pantatnya, dalam posisi duduk di perutku. Ternyata batang penisku diarahkan untuk masuk ke lubang pantatnya.
Agak susah masuk dan menerobos lubang pantat sempitnya.
Entah belajar darimana, dia meludahi tangannya dan mengoleskannya pada ujung penisku.
Lalu dia berusaha menuntun kepala penisku tepat di bongkahan pantatnya. Dengan gerakan perlahan dia menurunkan pantatnya dan menduduki penisku.
Akhirnya aku rasakan kehangatan di ujung penisku yang berhasil menerobos lubang pantatnya.

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa kepala penisku masih menancap di ujung lubang anus adik angkatku. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas pantatku, lalu beralih ke dada dan memilin putingku. 
Kini batang penisku mulai masuk secara perlahan lahan dan terjepit oleh lubang pantatnya. Aku rasakan penisku sudah masuk seluruhnya.
Kulihat muka adik ponakanku begitu menikmatinya.
Dia mendesis desis sambil tangannya terus meracapi batang penisnya sendiri.
“Oohhhhh,”dia melenguh.
Kini dia mulai mengangkat dan menurunkan pantatnya, hingga penisku terasa mengaduk aduk lubang pantatnya dari bawah.
Rasa nikmat dan rasa hangat lubang pantatnya, membuat aku memejamkan mata menikmati ulahnya.
Lama dia menduduki penisku dengan posisi itu. Sesekali tanganku diraihnya agar membantu mengocoki kontolnya. Sedang tanganku yang lainnya disuruh merabai dada dan memilin milin teteknya.
Mulutnya terus mendesis desis sambil meracau keenakan.
“Aahhhhh..enak kak. Uuhhhhhhhhhhhhhhhhhh..”,erangnya.
Aku merasakan penisku semakin panas menancapi lubang pantatnya dari bawah.

"Kak..! Aku nungging ya, terus kakak yang bergerak aktif..!" tiba-tiba dia berkata. 
"Wahh..! Gila Lu ya..!" aku merasa terkejut, bagaimana mungkin anak sekecil ini udah pengalaman begitu.
"Udah.., ikutin aja..!" katanya lagi. “kan kayak di film film bokep itu,”jelasnya menjawab keherananku. 
Aku pun mengikuti petunjuknya. Dia mulai berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasnya. Lalu aku dituntunnya agar mendekat dan dia memegangi batang penisku, sehingga batang kemaluanku sejajar dengan pantatnya. Aku bisa melihat dengan jelas lubang pantat adik angkatku dari belakang. Lalu dia menarik tubuhku hingga badanku merapat dan mendekati tubuhnya. Lalu dengan bimbingan tangannya, penisku diarahkan agar masuk ke dalam lubang pantatnya dari belakang. 

"Akkkhh..! Gila..!" aku menjerit saat penisku itu masuk ke dalam rongga lubang pantatnya. 
Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena posisiku yang bebas bergerak maju mundur. Bahkan tanganku dibimbingnya agar meremas-remas kontolnya yang menggantung. Adik angkatku terus memaju-mundurkan pantatnya, sehingga batang penisku keluar masuk dari lubang pantatnya, sampai sekitar 10 menit.
Aku yang awalnya masih canggung, lama lama terbiasa dan kini mulai bergerak gerak sendiri memompa dan memaju mundurkan batang penisku menyodomi pantat montoknya itu.
Kadang aku cabut penisku dengan hentakan cepat. Lalu aku masukkan lagi dengan tancapan seketika. Adik angkatku terus mengerang dan mendesis desis penuh kenikmatan menikmati sodokan demi sodokanku. Aku terus memompa dan memaju mundurkan penisku dengan ritme yang tetap hingga sekitar 20 menit lamanya. Rasa panas tiba tiba aku rasakan pada penisku di liang lubang pantatnya. Hingga sedetik kemudian, tubuhku mengejang dan tak dapat kukontrol, mulutku mendesis desis dan dengan refleks aku berusaha menekan penisku menancap dalam dalam sambil memeluk tubuh adik angkatku dari belakang. Aku rasakan tembakan spermaku yang hangat membasahi rongga lubang pantat dia. Lalu beberapa semprotan berikutnya terus memenuhi lubang pantatnya hingga sebagian menetes keluar.
Saat itulah, kocokan tanganku di penisnya dia tepis dan digantikan tangannya sendiri. Lalu dia semakin mempercepat kocokan itu hingga akhirnya diapun tak kuasa menahan orgasme dan akhirnya sperma hangat muncrat membasahi tanganku dan lantai kamar mandi.
Dia menyemburkan beberapa semprotan sperma ke lantai dan sebagian sperma itu membasahi tanganku. Tubuhku tiba tiba terasa linu dan lemas, setelah semuanya berakhir.
Aku terdiam beberapa saat sambil mengatur deru nafasku hingga akhirnya aku rasakan penisku tercabut dari lubang pantatnya. Dan sekejap dia meraih gayung dan mengguyurkan air ke tubuhnya dan tubuhku.
Bajuku yang belum sempat kulepaskan akhirnya basah.
Dingin air menyegarkan tubuh dan badanku yang baru saja mengalami orgasme.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamarku ketika malam hari saat seisi rumah sudah tertidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pasangan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya aku membiarkan pintu kamarku tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik angkatku akan datang ke kamarku dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan.

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Blogroll

Blogroll

Blogger templates

Blogger news